Rabu, 30 April 2014


about spirit song, like this so much :)

Fakta Eksperimen yang Menunjukkan Adanya Ikatan Logam




a.      Teori awan elektron
            Teori ini dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada awal abad ke-20. Menurut teori ini, di dalam kristal logam, setiap atom melepaskan electron valensinya, sehingga  terbentuk awan electron dan ion bermuatan positif yang tersusun rapat dalam awan elektron tersebut. Ion logam yang bermuatan positif tersebut terdapat pada jarak tertentu satu sama lain dalam kristalnya. Karena electron valensi tidak terikat pad salah satu ion logam, tapi terdelokalisasi terhadap semua ion logam, maka electron valensi tersebut bebas bergerak ke seluruh bagian dari Kristal logam, sama halnya dengan molekul-molekul gas yang dapat bergerak bebas dalam ruangan tertentu. Jadi, menurut teori ini yang disebut teori awan electron atau teori  electron bebas, ikatan logam terdapat antara ion logam bermuatan positif dan elektron yang mudah bergerak dalam lautan electron.
Teori lautan atau awan elektron inilah yang dapat menjelaskan berbagai sifat fisika dari logam, di atas yakni sifat mengkilap pada logam, daya hantar listrik dan daya hantar panas yang baik, dapat ditempa, dapat dibengkokkan, direntangkan dan tidak rapuh.

b.       Ikatan logam berdasarkan teori resonansi
            Pada tahun 1965 Pauling mengemukakan ikatan logam dengan menetapkan konsep resonansi. Menurut teori ini ikatan logam merupakan ikatan kovalen dan sesuai dengan struktur kristal logam yang dapat diamati pada eksperimen maka dapat diperkirakan teradi resonansi. Dalam mengembangkan teorinya Pauling meninjau kristal logam Li. Dari tafsiran analisis terhadap pola difraksi sinar-X oleh kristal logam Li dapat diketahui bahwa setiap atom Li dikelilingi oleh 8 atom Li yang lain. Karena elekton valensi Li adalah 1, maka tidak mungkin 1 atom Li mengikat 8 atom Li lainnya.
           
c.        Teori Pita
            Teori ini dikembangkan pada tahun 1970 mempergunakan teori orbital molekul. Ikatan logam mudah dipahami dengan memberi teori orbital molekul ini. Misalnya pada logam Li memiliki susunan elektron 1s2 2s1. Elektron 1s terdapat dalam orbital yang terarah (localized) sedangkan elektron dalam 2s1 terdapat pada orbital tidak terarah (delocalized). Elektron 2s inilah yang akan membentuk ikatan.
            Bila dua atom Li mendekat, orbital atom 2s akan bergabung dengan orbital atom 2s dari atom lain membentuk dua orbital molekul, yaitu orbital molekul bonding dan anti bonding. Bila atom ketiga mendekat, terbentuk tiga orbital molekul, dan seterusnya. Jadi jumlah molekul sama dengan jumlah atonya. Bila N atom litium bersatu, terbentuk N orbital molekul dengan energi berbeda-berda yang membentuk pita energi, dengan distribusi energi yang kontiniu.